Senin, 30 Januari 2012

Finally.....

Perasaan cemas dan bimbang benar-benar tak bisa kuenyahkan dari pikiran ku setelah mendapatkan informasi bahwasannya ada 14 orang mahasiswa yang dinyatakan belum lulus dan 7 orang diantaranya yang mengikuti ujian pada hari senin dan selasa. Dalam hati ku selalu timbul pertanyaan, apakah aku  adalah salah seorang diantaranya? Pikiran yang sebenarnya ingin aku buang jauh2.., tidak ingin membayangkan kalau nantinya itu menjadi takdir bagiku, namun apa hendak dikata, pikiran itu selalu membayangiku.


Semenjak selesai PKPA yang terakhir di RSSN bkt, pikiran ku selalu terbebani dengan waktu ujian yang sudah semakin dekat, sedangkan persiapan ku masih 0 %, tugas2 yang belum juga terselesaikan karena kelalaianku dalm mengatur waktu. Hal ini membuat aku stress, walau sesungguhnya aku tahu bahwa stress itu tdk baik dan tidak akan menyelesaikan masalah.. Stress ku semakin menjadi setelah hari pencabutan lot (penentuan jadwal kompre), aku tidak menyangka kalau akan mendapat nomor lot pada jadwal hari pertama ujian dilangsungkan yakni 16 Januari 2012.., angka 17 yang tertera pada kertas lot yang kupilih sendiri itu membuat lutut ku gemetaran, badan serasa melayang, sungguh.. aku benar2 tidak siap untuk ujian di hari itu (H -5).


16 Januari, pukul 15.00 WIB..tak bisa lenyapkan dari pikiran ku. Entah kenapa aku begitu takut akan hari itu, aku takut membayang kan suasana dalam ruangan kecil yang hanya kita plus 5 orang dosen penguji di dalamnya. Beda halnya dengan kompre sewaktu S1 dimana 2 dosen bertindak sebagai pembimbing yang dapat memberi bantuan dikala kita kesulitan dalam menjawab pertanyaan dosen penguji. Kalau ini, semuanya adalah penguji yang siap melayangkan pertanyaan2 kepada kita yang hanya seorang diri, tanpa adanya pembimbing. Aku takut membayangkan jika aku tidak mampu menjawab pertanyaan dosen penguji, aku takut blank ketika ujian dan semua yang telah kupelajari serasa hilang ditelan bumi. Ketakutan ini membuat aku sering manitikkan air mata (memang dasarnya penangis..hehe). Suatu siang, sehabiz solat tak terasa pipi ku mulai dibasahi air mata yang mengalir deras yang tak kuasa ku bendung lagi.., dadaku benar2 sesak.., hingga kuputuskan untuk menelfon ‘ama’. Namun, tindakan ku ini sebenarnya tidak boleh kulakukan karena ama ku pancameh, darahnya lemah. Dia shock, aku menelpon tanpa bicara sebaliknya isak tangis ku yang terdengar. Mama ku jadi bertanya2 apa sebenarnya yang terjadi dengan anaknya??? Mama ku memutuskan telepon kami.


Beberapa jam setelah itu, mama ku kembali menelpon setelah berpikir aku sudah agak tenang. Ditelfon aku bercerita panjang lebar bla..bla.. aku tak henti-hentinya meminta doa sang mama agar aku diberi kemudahan dalam menghadapi ujian nantinya, tidak stress, bisa mempersiapkan diri dengan semaksimal mungkin, diberi pertanyaan yang masih dalam kesanggupan ku dan lulus satu kali ujian saja tanpa harus ikut ujian HER. Mama memberiku nasehat yang membuat perasaan ku lebih tenang..,: Allah tidak akan menyulitkan hambaNya, Allah akan memberikan ujian kepada hambaNya dalam batas kesanggupan hambaNya.., pasti ada hikmah di balik semua yang telah ditetapkan Allah pada hambaNya.
Dan tibalah saatnya hari dimana aku harus berjuang demi sebuah kelulusan ku. Perasaan ku begitu tak enak, ketakutan semakin mendekat padaku. Seluruh tubuh ku gemetaran, hingga teman2 ku dapat melihat ketakutan, kecemasan dari raut wajahku.. mulut ku terus komat-kamit melantunkan doa hingga aku masuk menuju ruangan B yang sudah didahului oleh para dosen penguji ku.


Suasana dalam ruang ujian tak seperti yang kubayangkan beberapa hari ini. Ketika membacakan resume PKPA, rasa cemas dan takut mulai menyusut. Aku merasakan adanya kedamaian dalam ruangan itu, lebih2 lagi pengujinya baik-baik alias tidak galak. Pertanyaan demi pertanyaan berhasil ku jawab walaupun aku juga banyak terdiam untuk beberapa pertanyaan dan sesekali mengucap kata pass jika tidak kuketahui jawabannya. Tepat pukul 16.30 WIB, bapak ketua mempersilakan aku untuk keluar pertanda aku sudah selesai dengan ujian ku. Aku benar2 lega dapat melaluinya, serasa beban berat yang selama ini menggelayut ditubuhku akhirnya lepas. Aku bersyukur bisa melalui hari ini, walaupun hasilnya belum tentu aku lulus.


Selasa, 24 Januari 2012


Wajah-wajah Cemas Menjelang Yudisium

Aku terharu dengan kedatangan sahabat2 ku: mega, fathel, nany chan, nayo.. walau sebenarnya aku tidak tidak siap dengan kehadiran mereka dengan ketidak lulusanku dan aku tidak siap untuk membuka amplop kelulusanku dihadapan mereka.. (hehe..aku ingin membukanya sendiri).
Tak ada rasa takut dan cemas, perasaan ku saat ini biasa2 saja padahal hari ini adalah penentuan kelulusan kami. Sesampainya di kampus, aku memndapatkan berbagi informasi mengenai kelulusan kami, ntah itu benar atau tidak. Ternyata yang belum lulus berjumlah 14 orang yang mana 7 orang diantaranya adalah yang ujian pada hari senin & selasa (hari pertama dan kedua). Informasi itu telah mengacaukan pikiran ku.., aku jadi menduga2 dan membayangkan kalau aku adalah diantara yang 7 orang itu.. aku tidak berani membayangkan lulus toh nanti kenyataan yang kuterima adalah tidak lulus. (T_T)
Satu-persatu nama kami dipanggil untuk memasuki ruangan Yudisium yang juga merupakan ruangan kuliah kami dulu namun, telah direnovasi menjadi jauh lebih bagus dan lebih nyaman. Dug..dug..dug..jantungku berdegup kencang ketika memasuki ruangan itu. Setelah dipastikan semunya memasuki ruangan, mulailah bapak Dekan memberikan pengarahan2 yang tidak lagi terdengar jelas olehku. amplop kelulusan mulai dibagikan menurut nama yang tertera di daftar sesuai absen. Dan lagi-lagi bulir2 bening meleleh di pipi ku..entah kenapa tiba2 saja air mataku kembali menetes, dadaku kembali terasa sesak, tangis ku begitu terisak2 tak kuasa ku bendung.., teman di samping ku menggenggan erat tanganku dan berusaha menenangkan ku.. namun air mataku tetap tak dapat ku bendung. Amplop telah berpindah ke tanganku, tanpa berpikir panjang aku langsung memacu langkah menuju wisma.., aku akan membukanya nanti setelah sampai di rumah saja, kalaupun tidak lulus aku bisa menangis sejadi2nya setelah di rumah nanti. Sesampai di rumah, kuberanikan diri untuk membukanya.., dengan mengucapkan Bismillah.., ku buka perlahan.. aku melihat 5 huruf berderet: L U L U S.


Lima huruf ini membuat aku tak henti2nya mengucap syukur, Ya Allah.. engkau telah mendengar doa hambaMu..segala puji bagi Engkau Yaa Robb..
Bahagia rasanya mengabarkan berita gembira ini kepada keluarga ku, begitupun teman2 yang sejak dari tadi ku abaikan baik telfon ataupun sms nya..hehe..^^


Akhirnya gelar itu melekat di belakang namaku : Rusda Ulfa, S.Farm, Apt.


Wsm Shofiyah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar